Jumat, 10 Juli 2009

Sepak bola


Sejarah Sepak Bola

Awal mula munculnya sepak bola cukup membingungkan. Beberapa dokumen mengatakan sepak bola berasal dari masa Romawi, namun ada juga yang menyatakan bahwa sepak bola berasal dari daratan Cina. FIFA sendiri sebagai badan sepak bola dunia menyatakan bahwa sepak bola berawal dari permainan yang dilakukan oleh masyarakat Cina pada abad ke-2 hingga ke-3 sebelum Masehi. Olah raga ini dikenal dengan nama “cuju“.

Sepak bola modern yang kita kenal sekarang diakui oleh berbagai pihak berasal dari Inggris. Sepak bola modern ini mulai dimainkan pada pertengahan abad ke-19 di sekolah-sekolah di daerah Inggris Raya. Pada tahun 1857 beridiri klub sepak bola pertama di dunia, dengan nama Sheffield Football Club. Klub sepak bola ini merupakan gabungan dari beberapa sekolah yang memainkan permainan sepak bola. Pada saat yang sama, tepatnya tahun 1863, berdiri badan asosiasi sepak bola di Inggris, dengan nama Football Association (FA). Pada saat itu badan inilah yang mengeluarkan peraturan dasar permainan sepak bola, sehingga sepak bola menjadi lebih terorganisir.

Pada tahun 1886 terbentuk badan yang mengeluarkan peraturan sepak bola modern di dunia, dengan nama International Football Association Board (IFAB). IFAB terbentuk setelah adanya pertemuan antara FA dengan Scottish Football Association, Football Association of Wales, dan Irish Football Association di Manchester, Inggris. Hingga saat ini IFAB adalah badan yang mengeluarkan berbagai peraturan pada permainan sepak bola, mulai dari peraturan dasar hingga peraturan yang menyangkutteknik permainan serta perpindahan pemain.

Tidak adanya badan yang mengatur permainan sepak bola di dunia internasional membuat perkembangan olah raga ini agak terhambat. Disadari oleh para pelaku sepak bola bahwa penting untuk membentuk sebuah organisasi yang membawahi dan mengatur permainan sepak bola secara global. Karena itu pada tanggal 21 Mei 1904 dibentuk sebuah badan sepak bola internasional di Perancis dengan nama Fédération Internatinale de Football Association (FIFA). Meskipun tebentuk di Perancis, namun kantor pusat dari FIFA terdapat di Zurich, Swiss. Sedangkan presiden pertama FIFA adalah Robert Guérin.

Sejak FIFA terbentuk, perkembangan sepak bola di dunia pun semakin pesat. Hal ini karena salah satu tugas utama dari FIFA adalah melakukan promosi dan sosialisasi tentang sepak bola ke berbagai belahan dunia. Perkembangan sepak bola yang pesat di dunia ini dapat dilihat dari banyaknya negara yang masuk menjadi anggota FIFA. Hingga saat ini sudah lebih dari 200 negara yang masuk menjadi anggota FIFA.


Istilah Sepak Bola

Dalam pertandingan sepak bola kita sering mendengar kata-kata seperti diving, tackle, tendangan voli, tendangan first time, dan lain-lain. Untuk orang yang berkecimpung di dunia sepak bola, kata-kata itu tidak begitu asing. Namun bagi orang-orang awam, istilah seperti itu kadang membingungkan. Karenanya kami tampilkan beberapa istilah yang sering kita dengar dalam permainan sepak bola.

  1. Back Pass: umpan pemain ke arah penjaga gawang sebagai upaya untuk mengamankan wilayah pertahanan.

  2. Clearing: menghalau bola di daerah pertahanan sejauh mungkin ke arah depan.

  3. Bicycle kick: tendangan akrobatik ke gawang lawan untuk menyambut umpan silang dengan cara melompat membelakangi gawang sambil menendang bola dilewatkan kepala penendang (tendangan salto).

  4. Tendangan Gawang: tendangan yang dilakukan dari daerah gawang sebagai akibat keluarnya bola melewati garis gawang, dimana sentuhan terakhir dilakukan oleh pemain penyerang.

  5. Tendangan Sudut: tendangan dari daerah sudut lapangan oleh pemain penyerang karena bola melewati garis gawang setelah menyentuh pemain bertahan.

  6. Intercept: memotong umpan lawan.

  7. Tendangan Voli: pemain penyerang menendang bola hasil umpan lambung tanpa menunggu bola menyentuh tanah.

  8. Tendangan First Time: pemain penyerang menendang bola dengan keras ke arah gawang pada kesempatan pertama (sentuhan pertama dengan bola).

  9. Diving: pemain lawan sengaja menjatuhkan diri di dalam wilayah kotak pinalti, seolah-olah dilanggar oleh pemain bertahan, dengan harapan akan mendapat hadiah tendangan pinalti.

  10. Tendangan Pinalti: tendangan yang dilakukan dari titik pinalti di dalam daerah pinalti, dengan jarak 11 meter dari gawang.

  11. Offside: pemain penyerang berada pada posisi lebih dekat ke gawang lawan dari pada pemain bertahan lawan sebelum bola diumpan oleh rekannya.

  12. Handsball: pemain (selain kiper) menyentuh bola dengan tangan. Penjaga gawang juga akan dinyatakan handsball jika menyentuh bola di luar daerah pinalti.

  13. Total Football: sistim permainan yang dikembangkan Belanda dengan melakukan serangan secara simultan ke arah gawang lawan oleh semua pemain, selain penjaga gawang.


Teknik Individu

Teknik individu dari setiap pemain ini harus dimilii oleh setiap pemain sepak bola. teknik individu ini terdiri dari beberapa hal, seperti menendang bola, mengumpan bola, melakukan sundulan, mencetak gol, menggiring bola, dan lain-lain.

  1. Menendang bola

Teknik paling dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemain sepak bola adalah menendang bola. seorang pemain sepak bola setidaknya harus bisa menendang bola dengan baik. Hal ini merupakan kemampuan yang sangat dasar, mengingat pemain sepak bola menggunakan kakinya untuk mnendang bola, baik itu ditujukan untuk memberikan operan ke rekan satu tim, mencetak gol ke gawang lawan, maupun untuk membuang bola yang membahayakan gawang timnya.

Untuk menendang bola biasanya pemain menggunakan kakinya yang paling kuat, baik itu kaki kanan maupun kaki kiri. Namum ada juga pemain yang dapat menendang bola sama baiknya dengan kaki kanan maupun kaki kirinya. Sedangkan bagian yang bersentuhan dengan bola pada saat melakukan tendangan bervariasi. Ada pemain yang menendang menggunakan punggung kakinya, menendang bola dengan kaki bagian dalam, dan ada juga pemain yang menendang bola dengan kaki bagian luar. Bahkan pada waktu tertentu ada pemain yang menggunakan tumitnya untuk melakukan operan bola. Bagian manapun dari kaki yang digunakan untuk menendang bola biasanya disesuaikan dengan tujuan dari pemain tersebut, apakah akan melakukan operan menyusur tanah, operan lambung, atau untuk menendang bola dengan keras.

  1. Mengumpan bola

Sebagai permainan tim, sepak bola mengharuskan para pemainnya untuk menjalin kerja sama yang baik dengan rekan satu tim. Dalam hal ini, melakukan umpan ke rekan satu tim merupakan hal yang harus dikuasai dengan baik oleh setiap pemain bola. hal ini ditujukan supaya penerima bola tidak kesulitan dalam menerima operan, dan yang paling fatal adalah tidak terjadi salah umpan sehingga bola dikuasai oleh pemain lawan dan membahayakan gawang sendiri.

Operan dalam sepak bola terdiri dari berbagai bentuk, dengan berbagai tujuan. Bentuk operan dalam sepak bola dapat berupa operan datar, umpan lambung, unpan panjang dan pendek, umpang silang (atau dikenal dengan crossing), dan juga umpan terobosan. Umpan yang dilakukan dapat menggunakan kepala (heading) maupun dengan kaki. Tujuan umpan itu sendiri ada yang digunakan untuk memulai penyerangan, memberikan peluang mencetak gol pada penyerang, mengamankan daerah pertahanan, bahkan dapat juga digunakan untuk mengecoh pemain lawan.

  1. Menyundul bola

Selain menggunakan kaki, pemain bola juga sering menggunakan kepalanya untuk mengumpan maupun memasukkan bola ke alam gawang lawan. Bola yang melayang di udara menjadi “makanan” bagi kepala untuk mengarahkannya ke rekan satu tim atau ke dalam gawang lawan. Memindahkan bola dengan kepala inilah yang disebut dengan menyundul bola.
Menyundul bola dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang paling umum adalah dengan melompat menyamput datangnya bola. selain dengan melompat ke atas, ada juga pemain yang menyundul bola sambil menjatuhkan badan. Hal ini dilakukan apabila bola yang datang melayang tidak begitu tinggi dari tanah. Cara ini sering mengecoh pemain bertahan dan penjaga gawang lawan, karena biasanya bola yang melayang tidak begitu tinggi dari tanah akan disambut dengan kaki, bukan dengan kepala.

  1. Mencetak gol

Tujuan utama dari permainan sepak bola adalah memasukkan bola ke gawang lawan, atau mencetak gol, untuk memenangkan pertandingan. Berbagai cara dilakukan oleh pemain untuk mencetak gol ke gawang lawan.
Dalam upayanya mencetak gol bagi timnya, pemain harus melewati hadangan pemain bertahan dan penjaga gawang lawan. Semakin baik koordinasi pemain bertahan dan semakin tangguh penjaga gawang lawan, maka akan semakin sulit untuk dilewati dan mencetak gol. Kerja sama antar pemain mutlak diperlukan untuk mengecoh pemain bertahan dan menundukkan penjaga gawang lawan.

Dalam mencetak gol, pemain dapat melakukannya dengan berbagai macam cara. Mencetak gol dapat dilakukan dengan sundulan kepala maupun tendangan keras ke arah gawang lawan. Pemain dapat mencetak gol dari dalam daerah pinalti maupun dari luar kotak pinalti. Bahkan pemain juga dapat mencetak gol melalui tendangan bebas langsung, meskipun harus berhadapan dengan “pagar hidup” pemain lawan.

  1. Menggiring bola

Salah satu teknik yang cukup penting bagi pemain sepak bola adalah bagaimana dia mampu mengontrol bola dan membawanya menuju ke daerah lawan untuk kemudian diumpna ke rekan satu tim maupun dilesakkan langsung ke gawang lawan. Kemampuan ini dikenal dengan teknik menggiring bola. menggiring bola dilakukan pemain untuk mengecoh pemain lawan yang menjaganya dan akan merebut bola yang dikuasainya.

Menggiring bola dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bagian kaki yang bersentuhan dengan bola saat pemain menggirirng bola pun bervariasi. Pemain dapat menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar, dan punggung kaki untuk menggiring bola. penggunaan bagian dari kaki tersebut dalam menggiring bola disesuaikan dengan kebutuhan pemain.

Untuk pemain yang menggunakan kaki kanan, dia akan menggunakan kaki bagian dalam untuk mengecoh lawan yang berada di sebelah kanannya. Sedangkan kaki bagian luar digunakan untuk mengecoh lawan yang mencoba menghadang dan merebut bola dari sebelah kirinya. Hal tersebut bertolak belakang dengan pemain yang menggunakan kaki kiri (pemain kidal). Pemain kidal akan menggunakan kaki bagian dalam saat menggiring bola untuk mengecoh lawan yang menghadang di sebelah kirinya. Sedangkan kaki bagian luar digunakan pemain kidal untuk melewati lawan yang coba merebut bola dari sebelah kanannya.

Menggiirng bola dengan menggunakan punggung kaki digunakan oleh semua pemain, baik itu pemain kidal maupun tidak, untuk menggiring bola dengan cepat ke arah depan. Hal ini karena menggirig bola dengan punggung kaki akan menyebabkan laju bola cukup jauh di depan pemain. Tentunya menggiring bola dengan punggung kaki akan efektif jika tidak ada pemain yang mencoba menghadang dan merebut bola dari arah depan, karena control bola akan cukup sulit dilakukan untuk menghindarinya.

  1. Menerima operan

Umpan adalah salah satu hal penting dalam sepak bola. Hampir setiap saat kita dapat melihat pemain sepak bola memberi dan menerima umpan. Umpan yang baik adalah umpan yang akurat, baik itu arah dan kecepatannya, sehingga penerima umpan akan dapat menerima dan mengontrol bola dengan baik.

Untuk menerima umpan dari rekan satu tim, pemain dapat menggunakan hampir semua bagian tubuhnya kecuali tangan. Untuk umpan ke arah penjaga gawang (back pass), penjaga gawang hanya diperbolehkan menerima umpan dengan tangan di kotak pinalti jika bola tersebut diumpan tidak dengan kaki. Namun jika bola diumpan ke penjaga gawang dengan kaki, maka penjaga gawang tidak boleh menerima bola dengan tangan, meskipun ia berada di dalam kotak pinalti. Jika itu dilanggar, maka tim lawan akan mendapat hadiah tendangan bebas tidak langsung dimana penjaga gawang tersebut melakukan kesalahan.

Pemain yang menerima umpan dapat menggunakan badan, kepala, atau kakinya untuk menerima dan mengarahkan bola ke daerah yang dikehendakinya. Biasanya umpan tersebut akan diarahkan ke daerah yang kosong, untuk kemudian dikontrol oleh penerima umpan. Bola yang sudah diterima dapat diumpan kembali ke pemain lain yang lebih bebas, digiring menuju daerah lawan, atau dilesakkan ke gawang lawan untuk mencetak gol.

  1. Merebut bola dari lawan

Pemain selain menguasai teknik dasar sepak bola, seperti menendang bola, mengumpan bola, menggiring bola, melakukan sundulan bola, dan mencetak gol, juga harus dapat merebut bola yang dikuasai oleh lawan. Hal ini ditujukan untuk mencegah lawan mencetak gol, dan membangun serangan untuk mencetak gol ke gawang lawan.

Ada banyak cara yang digunakan pemain untuk merebut bola yang dikuasai oleh lawan. Satu atau dua pemain, atau bahkan lebih, dapat menempel lawan yang menguasai bola dengan ketat sehingga lawan kehilangan ruang dan kesempatan untuk mengumpan atau menendang bola, untuk kemudian mencuri bola dari kaki lawan. Meskipun cara ini terlihat cukup efektif, namun mengurung pemain lawan yang menguasai bola akan membuka ruang bagi pemain lain yang tidak terkawal.

Cara lain yang sering dilakukan oleh pemain untuk merebut bola dari kaki lawan adalah dengan melakukan tackling. Tackle ini biasa dilakukan oleh pemain bertahan maupun pemain tengah untuk menghentikan laju bola yang dibawa oleh pemain lawan. Tackle dilakukan dengan cara mengait atau menjauhkan bola dari lawan dengan menggunakan kaki sambil menjatuhkan badan. Sasaran tackle adalah bola, dan bukan kaki lawan. Jika tackle yang dilakukan pemain mengenai kaki lawan, bukan bola, maka pemain yang bersangkutan akan dinyatakan melakukan pelanggaran, dan dapat dikenai kartu kuning oleh wasit. Bahkan dalam kasus tertentu, tackle yang berpotensi membahayakan lawan, dapat dikenai kartu merah.

Selain mencuri bola dari kaki lawan dan melakukan tackling, ada cara lain untuk merebut bola dari kaki penguasaan lawan. Cara yang dimaksud adalah dengan melakukan intercept, atau memotong laju bola yang diumpan ke lawan. Intercept dapat dilakukan baik itu untuk umpan datar maupun umpan lambung. Dengan melakukan intercept, maka serangan balik ke arah pertahanan lawan dapat dengan cepat dilakukan, sebelum koordinasi pemain lawan terjalin dengan baik. Banyak gol yang tercipta dari intercept yang dilanjutkan dengan serangan balik ini. Salah satu hal yang mendukung adalah tim harus memiliki pemain yang mempunyai kemampuan lari cukup cepat, serta umpan yang terukur, sehingga pemain lawan akan kewalahan.


Taktik dan Strategi

Pemainan sepak bola adalah sebuah permainan yang mengandalkan kerja sama tim untuk meraih kemenangan. Selain kemampuan individu, kerjasama dan strategi yang diterapkan dalam permainan sepak bola memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap hasil pertandingan. Setiap tim memiliki strategi masing-masing untuk memenangkan pertandingan sepak bola.

Strategi permainan biasanya ditentukan oleh pelatih masing-masing tim sebelum permainan dimulai. Pelatih akan menentukan strategi apa yang sesuai untuk dimainkan menghadapi calon lawannya, dengan menganalisa kelebihan dan kelemahan tim lawan. Strategi tersebut diantaranya adalah formasi tim, pemain yang diturunkan dalam pertandingan, taktik yang akan dipakai dalam permainan, serta siapa saja pemain yang akan bertindak sebagai kapten tim, pengambil tendangan bebas, tendangan sudut, dan tendangan pinalti.

Masing-masing pelatih memiliki taktik sendiri-sendiri dalam menghadapi pertandingan sepak bola. Ada pelatih yang senang menggunakan taktik menyerang secara frontal, ada juga pelatih yang menginginkan timnya bermain aman, dan bertahan, dengan sekali-kali melakukan serangan balik.

Serangan yang dilakukan oleh sebuah tim juga bermacam-macam. Ada tim yang mengandalkan serangan langsung melalui bagian tengah lapangan, ada tim yang menyerang dengan melakukan umpan-umpan pendek dan cepat dengan sesekali mengirim umpan panjang, ada juga yang memanfaatkan lebar lapangan untuk melakukan penyerangan, dan ada juga tim yang langsung mengirim bola dari belakang ke depan, tanpa melalui pemain tengah. Sistim permainan menyerang yang cukup terkenal adalah “total football” yang diperagakan oleh tim Belanda, serta “kick and rush” yang banyak digunakan oleh tim-tim dari daratan Inggris.

Dalam bertahan, setiap tim juga memiliki pola permainan tersendiri. Pelatih dapat menginstruksikan pemain bertahan untuk melakukan penjagaan daerahnya, untuk mengawal pemain lawan yang memasuki wilayah pertahanannya. Selain penjagaan wilayah, seorang pemain bertahan juga dapat diminta untuk menjaga satu orang pemain lawan yang dianggap berbahaya (biasanya penyerang). Hal ini akan menghambat pergerakan pemain tersebut, sehingga tidak leluasa untuk menciptakan peluang. Selain itu ada lagi sistim pertahanan dalam sepak bola yang cukup efektif, namun perlu koordinasi yang baik. Sistim yang dimaksud adalah perangkap offside. Perangkap offside ini memerlukan koordinasi yang baik antar pemain bertahan supaya dapat berfungsi dengan baik. Banyak kejadian dimana penyerang lawan terperangkap offside pada saat menerima umpan dari rekannya. Namun tidak sedikit pula perangkap offside yang gagal karena kurangnya koordinasi antar pemain belakang. Jika hal ini terjadi, maka sangat besar kemungkinan tim lawan akan mencetak gol, karena pemain tersebut hanya tinggal berhadapan dengan penjaga gawang.

Selain menentukan sistim permainan yang akan diterapkan oleh timnya, seorang pelatih juga akan menunjuk beberapa pemain untuk tugas-tugas khusus. Pelatih akan menunjuk seorang pemainnya untuk berperan sebagai kapten tim. Pemain yang ditunjuk sebagai kapten biasanya pemain yang cukup berpengalaman dan mempunyai pengaruh yang besar pada rekan-rekannya.

Selain menunjuk seorang pemain sebagai kapten, pelatih juga akan menentukan siapa pemain yang akan mengambil tendangan bebas langsung, tendangan sudut, dan algojo pinalti. Pemain yang ditunjuk untuk melakukan tendangan bebas langsung haruslah pemain yang memiliki akurasi dan kekuatan tendangan yang cukup baik. Banyak gol yang tercipta dari tendangan bebas langsung ini, yang dilakukan oleh pemain dengan akurasi tendangan yang baik. Untuk pengambil tendangan sudut, pelatih akan menunjuk pemain yang memiliki akurasi operan sangat baik, karena peluang terjadinya gol dari tendangan sudut juga cukup tinggi, terlebih jika tim tersebut memiliki penyerang dengan tinggi ideal dan kemampuan menyambut bola atas dengan baik.

Setiap pemain dapat mencetak gol dari titik pinalti. Namun pada saat melakukan tendangan dari titik sebelas meter ini, mental pemain sangat berperan. Karena itu pelatih akan menunjuk pemain yang memiliki teknik dan akurasi tendangan yang baik, serta mental yang kuat sebagai pemain yang menjadi algojo titik pinalti.


Formasi Tim

Satu tim sepak bola terdiri dari sebelas pemain termasuk penjaga gawang. Untuk mengatur posisi pemain, kecuali penjaga gawang, diperlukan suatu skema permainan, sehingga pemain tidak menumpuk pada satu posisi saja. Hal ini mutlak perlu, karena dalam sepak bola terdapat tiga posisi pemain yang harus diisi. Ketiga posisi tersebut adalah pemain bertahan (bek), pemain tengah (gelandang), dan pemain depan (penyerang).

Skema posisi pemain yang bermain dalam pertandingan sepak bola ini biasa disebut dengan nama formasi tim. Dalam sepak bola terdapat bermacam macam formasi yang biasa diterapkan oleh setiap pelatih. Penggunaan formasi ini disesuaikan dengan kondisi tim secara menyeluruh dan lawan yang akan dihadapi. Biasanya setiap tim memiliki satu atau dua formasi utama yang sesuai dengan kemampuan pemain dalam tim tersebut, dan merupakan formasi yang dinilai paling baik bagi tim.

Formasi yang digunakan oleh pelatih dalam permainan sepak bola cukup beragam. Masing-masing formasi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Secara umum, formasi yang digunakan dalam permainan sepak bola terdiri dari formasi standar 4-4-2 (4 pemain bertahan – 4 pemain tengah – 2 pemain depan), 3-5-2, 4-3-3, 3-4-3, 4-5-1, 5-3-2, dan 3-6-1. Masing masing formasi tersebut memiliki formasi turunan, yang dapat diubah sesuai dengan kebutuhan tim.

Dari bentuk formasi yang digunakan oleh sebuah tim sepak bola, kita dapat memperkirakan tipe permainan yang akan diterapkan oleh tim tersebut. Tipe permainan yang dapat diterapkan oleh sebuah tim sepak bola berdasarkan formasi yang digunakan diantaranya adalah tipe permainan menyerang dan tipe permainan bertahan. Khusus untuk formasi 4-4-2, tim yang menggunakan formasi ini biasanya menekankan keseimbangan antara menyerang dan bertahan.


Susunan Pemain

Selain menentukan formasi yang akan diterapkan oleh timnya dalam permainan, pelatih juga akan menentukan siapa saja pemain yang akan diturunkan pada pertandingan tersebut. Penentuan pemain yang akan diturunkan pelatih tersebut biasanya didasarkan kepada performa pemain tersebut, kemampuan individu, kondisi dan mental pemain, serta kebutuhan tim secara keseluruhan.

Susunan pemain yang ditetapkan oleh pelatih dalam pertandingan sepak bola yang akan dihadapinya terdiri dari 11 pemain utama (starter) dan 5 hingga 7 pemain cadangan, salah satunya penjaga gawang. Susunan pemain yang diturunkan oleh pelatih tersebut biasa disebut dengan starting line up.

Posisi dan kemampuan masing-masing pemain yang diturunkan oleh pelatih disesuaikan dengan formasi yang digunakan. Sebagai contoh jika pelatih menggunakan pola permainan 4-4-2, maka pelatih akan menurunkan 4 orang pemain dengan tipe permainan bertahan, 4 orang pemain tengah, dan 2 orang pemain yang memiliki kemampuan menyerang cukup baik.

Pada saat pertandingan sepak bola sedang berlangsung, pelatih dapat merubah formasi timnya serta mengganti pemain yang dianggapnya tidak maksimal, cidera atau faktor lain. Pergantian pemain dalam pertandingan resmi hanya boleh dilakukan sebanyak 3 kali.


Lapangan Sepak Bola


Permainan sepak bola dimainkan di atas lapangan berumput. Rumput pada lapangan ini bisa berupa rumput yang tumbuh alami maupun menggunakan rumput buatan. Lapangan sepak bola memiliki bentuk empat persegi panjang. Ukuran lapangan sepak bola bervariasi. Pada umumnya lapangan sepak bola memiliki panjang 90 – 120 meter (100 – 130 yards) dengan lebar 45 – 90 meter (50 – 100 yards). Namun untuk pertandingan internasional, lapangan yang digunakan harus memiliki ukuran panjang 100 – 110 meter (110 – 120 yards) dengan lebar 64 – 75 meter (70 – 80 yards).

Lapangan sepak bola dibatasi dengan garis, untuk membedakan daerah permainan dengan daerah di luar lapangan. Lebar garis yang digunakan tidak boleh lebih dari 12 cm (5 inci). Garis panjang lapangan sepak bola biasa dikenal dengan nama touch lines. Sedangkan garis lebar lapangan dikenal dengan nama goal lines. Selain touch lines dan goal lines, terdapat pula sebuah garis yang membagi panjang lapangan menjadi dua sama besar. Garis ini dinamakan dengan garis tengah lapangan (halfway line) tepat di tengah garis ini terdapat sebuah lingkaran dengan jari-jari 9,15 meter dari titik tengah lapangan. Di dalam lingkaran pada tengah lapangan inilah permainan sepak bola dimulai (kick off).

Pada kedua sisi di bagian goal lines terdapat sebuah gawang dengan ukuran panjang 7,32 meter (8 yards)dengan tinggi 2,44 meter (8 kaki). Tiang dan mistar gawang terbuat dari bahanmetal yang kuat dan tidak berbahaya bagi pemain. Tiang dan mistar gawang ini memiliki tebal 12 cm, dengan bentuk bulat maupun segi delapan dan dicat dengan warna putih. Pada bagian belakanng tiang dan mistar gawang terdapat jaring. Pemasangan jaring ini tidah boleh menganggu pergerakan penjaga gawang maupun pemain lain.

Di depan gawang terdapat satu daerah yang disebut sebagai daerah gawang. Jarak garis daerah gawang ini adalah 5,5 m dari titik tengah gawang. Selain daerah gawang, di depan gawang terdapat pula daerah yang lebih lebar lagi, yang disebut sebagai daerah pinalti. Daerah ini memiliki jarak 16,5 meter dari titik tengah gawang, dengan garis tambahan setengah lingkaran pada bagian depannya. Pada daerah pinalti terdapat titik putih yang berjarak 11 meter dari titik tengah gawang. Titik putih ini dikenal dengan nama titik pinalti, dan ada juga yang menyebutnya sebagai titik 11 meter, karena jaraknya sebelas meter dari gawang. Pelanggaran yang dilakukan pemain bertahan pada daerah pinalti akan mengakibatkan diberikannya tendangan langsung dari titik 11 meter ini, yang dikenal dengan nama tendangan pinalti. Pada daerah pinalti inilah penjaga gawang dapat menggunakan tangannya untuk menangkap bola. Namun jika penjaga gawang berada di luar daerah pinalti, ia tidak diperkenankan untuk menggunakan tangan, yang jika dilanggar akan menimbulkan tendangan bebas untuk tim lawan.

Sebagai tanda pembatas lapangan, biasanya terdapat tiang dengan bendera di atasnya. Panjang tiang ini tidak boleh lebih dari 1,5 meter. Tiang ini terdapat pada empat sudut lapangan bola. Ada juga tiang yang terpasang sejajar dengan garis tengah lapangan, namun pemasangan tiang ini harus berjarak minimal 1 meter dari garis samping, dan pemasangan tiang ini juga tidak wajib. Tiang yang dipasang pada tiap sudut lapangan memiliki dua fungsi utama. Selain sebagai alat penunjuk batas lapangan, tiang bendera ini juga digunakan untuk menentukan apakan bola tersebut keluar melalui garis gawang atau garis samping. Selain tiang bendera, pada tiap sudut lapangan sepak bola terdapat bentuk sepermpat lingkaran yang berukuran 1 meter dari titik sudut lapangan. Garis lengkung seperempat lingkaran ini digunakan sebagai batas untuk melakukan tendangan sudut. Pada saat melakukan tendangan sudut, bola tidak boleh keluar dari garis seperempat lingkaran ini.

Di depan bench masing-masing tim terdapat sebuah area yang dikenal dengan nama daerah teknik (technical area). Daerah teknik ini dibatasi dengan garis yang berjarak 1 meter dari garis samping lapangan sepak bola. Pada area teknik inilah pelatih atau oficial tim yang berwenang diperbolehkan memberikan instruksi kepada pemainnya selama pertandingan berlangsung. Pada saat memberikan instruksi, pelatih atau oficial tim tidak boleh melewati garis batas. Jika pelatih melewati garis batas, maka yang bersangkutan akan mendapat peringatan dari official pertandingan, dan bahkan dapat diusir oleh wasit. Pada saat yang bersamaan hanya boleh satu orang official tim yang diperkenankan memberikan instruksi pada pemainnya.

Hampir di setiap stadion tempat berlangsungnya pertandingan bola, kita dapat melihat adanya papan iklan dari sponsor pertandingan atau tim tersebut. Papan reklame ini terletak dipinggir lapangan. Jarak papan reklame dari garis tepi lapangan sepak bola minimal 1 meter. Hal ini ditujukan agar pergerakan pemain tidak terganggu dengan papan reklame yang ada

Bola

Permainan sepak bola menggunakan bola berbentuk bundar yang terbuat dari bahan kulit atau bahan lain yang sejenis. Bola yang dipakai dalam permainan sepak bola memiliki keliling tidak lebih dari 70 cm (28 inci) dan tidak kurang dari 68 cm (27 inci). Bola yang di pakai alam permainan sepak bola harus memiliki berat yang sesuai dengan ketentuan dari IFAB, yaitu tidak kurang dari 410 gram (14 oz) dan tidak boleh lebih dari 450 gram (16 oz), dengan tekanan 0,6 – 1,1 atmosfer. Jika pada saat permainan berlangsung, bola tidak memenuhi criteria tersebut, maka wasit yang memimpin pertandingan dapat mengganti bola dengan yang baru, yang sesuai dengan ketetapan IFAB dan FIFA.

Pergantian bola yang tidak layak pakai dapat dilakukan baik pada saat permainan sedang berjalan maupun saat permainan terhenti karena lemparan ke dalam, tendangan gawang, tendangan sudut, terjadi pelanggaran, maupun saat kick off. Jika pergantian bola terjadi saat permainan berlangsung, maka permainan kembali dilanjutkan dari posisi bola saat mengalami kerusakan. Yang berhak memutuskan terjadinya pergantian bola hanyalah wasit yang memimpin jalannya pertandingan.

Bola yang dipergunakan dalam permainan sepak bola, terutama dalam turnamen yang diadakan oleh FIFA, harus mendapat persetujuan dari FIFA dan telah melalui pengujian kelayakan. Salah satu tanda bahw bola tersebut sesuai dengan standar yang diwjibkan oleh FIFA dan IFAB adalah dengan adanya salah satu dari tiga logo yang disetujui FIFA. Logo tersebut adalah logo “FIFA APROVED”, logo “FIFA INSPECTED”, dan referensi dari “INTERNATIONAL MATCHBALL STANDARD (IMC)”. Bola yang tidak memiliki salah satu dari logo FIFA tersebut tidak dapat digunakan pada pertandingan resmi yang diadakan oleh badan sepak bola dunia itu.


Pemain dan Perlengkapan

Permainan sepak bola dimainkan oleh dua tim yang saling berhadapan, dengan masing-masing tim terdiri dari 11 pemain utama termasuk seorang penjaga gawang. Sebelas pemain utama ini biasa disebut dengan nama “starter”. Daftar nama dari sebelas pemain utama ini dikenal dengan sebutan “starting line up”. Selain sebelas pemain utama, dalam satu tim juga terdapat beberapa pemain cadangan, yang dapat dimainkan pelatih untuk menggantikan pemain inti jika diperlukan.

Jumlah pemain pengganti (pemain cadangan) dalam setiap turnamen biasanya ditentukan oleh asosiasi sepak bola yang menyelnggarakan turnamen tersebut. Namun FIFA dan IFAB membatasi jumlah maksimal pemain pengganti sebanyak enam orang. Pada saat pertandingan sepak bola sedang berlangsung, penggantian hanya boleh dilakukan apabila bola tidak dalam permainan, dan atas seijin wasit. Jumlah maksimal penggantian dalam satu kali pertandingan resmi adalah 3 kali. Pada pertandingan persahabatan penggantian pemain dapat dilakukan lebih dari 3 kali, dengan maksimal 7 kali kecuali jika ada kesepakatan sebelumnya antara kedua tim yang bertanding dan wasit. Pemain yang sudah diganti tidak dapat dimasukkan lagi ke dalam lapangan sepak bola sebagai pemain pengganti.

Pemain sepak bola terbagi dalam beberapa posisi, sesuai dengan kemampuan dan tugasnya. Selain penjaga gawang, pemain dibagi dalam tiga posisi utama, yaitu pemain bertahan (bek), pemain tengah (gelandang), dan pemain depan (penyerang). Masing-masing posisi utama tersebut masih terbagi lagi menjadi beberapa posisi. Untuk pemain belakang, posisi yang dapat ditempati adalah bek tengah, bek sayap, dan sweper. Bek tengah menempati posisi tepat di bagian tengah daerah pertahanan, di depan penjaga gawang. Bek sayap menempati bagian kanan dan kiri daerah pertahanan, sedangkan sweeper menempati posisi diantara bek tengah dan penjaga gawang, dengan tugas menyapu bersih bola dan pemain lawan yang berhasil lolos dari hadangan bek tengah. Namun saat ini posisi sweeper sudah jarang digunakan. Hal ini karena para pelatih lebih suka memasang pemain bertahan yang sejajar, dengan tujuan memungkinkan dilakukannya jebakan offside.

Posisi pemain tengah terbagi atas empat bagian, yaitu gelandang bertahan, gelandang sayap, gelandang tengah, dan gelandang menyerang. Gelandang bertahan adalah pemain tengah yang menempati posisi di depan bek tengah, dengan tugas utama membantu pertahanan. Gelandang tengah merupakan penyeimbang permainan, dengan tugas membantu pertahanan dan penyerangan. Saat ini posisi gelandang tengah dan gelandang bertahan banyak dimainkan oleh satu orang pemain, karena posisi dan fungsinya yang hampir sama. Gelandang sayap menempati posisi di kanan dan kiri lapangan tengah. Mereka biasanya membantu penyerangan dengan memanfaatkan lebar lapangan, dan mengirimkan umpan silang ke daerah pertahanan lawan. Dari umpan silang gelandang sayap ini sering terjadi gol yang cukup menentukan hasil pertandingan.

Pemain yang berposisi gelandang menyerang menempati wilayah bagian depan dari lapangan tengah, dekat dengan posisi pemain penyerang. Fungsi utamanya adalah membantu penyerang dalam upaya membobol gawang lawan. Karena dekatnya posisi gelandang menyerang dengan posisi pemain penyerang, maka pemain ini sering disebut juga sebagai penyerang lubang (tiba-tiba muncul dari celah antara dua pemain penyerang), dan cukup merepotkan pemain bertahan lawan.

Pemain yang paling diwaspadai oleh pemain bertahan lawan adalah pemain yang memiliki posisi sebagai penyerang. Posisi penyerang dalam sebuah tim terbagi atas penyerang tengah dan penyerang sayap. Penyerang tengah adalah pemain yang menusuk daerah pertahanan lawan dari tengah lapangan. Sedangkan penyerang sayap memanfaatkan lebar lapangan dan celah pertahanan lawan dari kanan dan kiri gawang lawan. Biasanya penyerang sayap, selain mencetak gol, merupakan “pembantu” dari penyerang utama dalam melaksanakan tugasnya. Tugas utama dari penyerang adalah memasukkan bola ke dalam lawan. Namun selain itu, penyerang juga dapat membuka pertahanan lawan dan memberi ruang maupun umpan kepada rekannya untuk memasukkan bola lewat ruang yang dibukanya. Hal ini sangat mungkin karena biasanya pemain bertahan terpaku pada pergerakan penyerang, tanpa menyadari munculnya pemain lain yang menerobos masuk ke daerah pertahanannya dan mencetak gol.

Setiap pemain dari sebuah tim yang bertanding diwajibkan untuk mengenakan baju seragam yang sama, dari kaos, celana, hingga kaos kaki. Namun warna kaos yang dikenakan oleh sebuah tim tidak boleh sama dengan warna kaos tim lawan. Kaos yang dipakai oleh masing-masing pemain harus dilengkapi dengan nomor punggung. Pengecualian pemakaian seragam ini hanya diberikan pada penjaga gawang. Warna pakaian penjaga gawang harus berbeda dari pemain lain, agar tidak membingungkan wasit yang memimpin pertandingan dan pemain lain. Kaos seragam yang dikenakan oleh pemain harus memiliki lengan dengan warna yang sama dengan warna kaosnya, dan tidak boleh ada tulisan maupun gambar yang berbau provokasi, SARA, maupun promosi yang berlebihan. Logo atau tulisan yang diperbolehkan terdapat pada pakaian seragam pemain sepak bola adalah logo tim, nomor punggung, dan logo sponsor.

Selain mengenakan seragam, setiap pemain juga diwajibkan untuk mengenakan pelindung tulang kering dan sepatu khusus untuk sepak bola. Pelindung tulang kering berfungsi untuk melindungi tulang kering dari cidera yang fatal akibat benturan dengan pemain lain. Benturan tersebut sangat mungkin terjadi dalam melakukan perebutan bola. Tanpa menggunakan pelindung tulang kering, benturan yang terjadi akan berakibat fatal bagi pemain yang bersangkutan, bahkan dapat mengakibatkan berakhirnya karir pemain tersebut. Pelidung tulang kering yang diakui oleh FIFA terbuat dari bahan karet, plastik, atau bahan sejenis yang kokoh dan mampu menahan benturan. Pelindung tulang kering ini harus tertutup kaos kaki pemain pada saat digunakan.

Selain mengenakan perlengkapan yang sama dengan pemain lain, seorang penjaga gawang juga diharuskan untuk mengenakan sepasang sarung tangan khusus untuk sepak bola. Sarung tangan ini memiliki kemampuan untuk mengurangi efek benturan bola dengan telapak tangan. Selain itu sarung tangan ini juga akan melindungi tangan dan jari penjaga gawang dari cidera saat harus menangkap atau menghalau bola. Selain itu seorang penjaga gawang juga mendapat perlindungan khusus selama ia berada di daerah pinalti. Perlindungan ini ditujukan untuk melindungi penjaga gawang dari benturan yang disegaja atau tidak dengan pemain lawan saat ia sedang menangkap atau memegang bola.

Waktu Pertandingan

Sebuah pertandingan sepak bola terdiri dari dua babak yang di selingi dengan waktu istirahat di sela-sela babak satu dan dua. Waktu normal dari setiap babak adalah 45 menit, karena itu waktu pertandingan sepak bola sering disebut dengan 2 x 45 menit. Waktu istirahat yang diberikan diantara babak pertama dan kedua berkisar antara 10 hingga 15 menit.

Pada sebuah turnamen sepak bola yang menggunakan sistim knock out sering terjadi skor yang sama hingga waktu pertandingan normal selesai. Pada kasus seperti ini, maka pertandingan akan dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu 2 x 15 menit, dengan tanpa istirahat antar babak. Pada babak perpanjangan waktu ini, IFAB pernah menetapkan peraturan gol emas (golden goal) dan gol perak (silver goal). Yang dimaksud dengan peraturan Golden Goal adalah peraturan yang menyatakan bahwa tim yang berhasil menyarangkan bola ke gawang lawan pada masa perpanjangan waktu dinyatakan sebagai pemenang tanpa harus menyelesaikan sisa waktu pertandingan. Peraturan Silver Goal sedikit berbeda dengan Golden Goal. Pada peraturan Silver Goal, tim yang berhasil mencetak gol lebih dulu belum dinyatakan sebagai pemenang, sebelum menyelesaikan sisa waktu pertandingan pada babak tersebut. Hal ini memungkinkan tim lawan untuk mengejar ketertinggalan, bahkan berbalik memimpin pertandingan. Jika hingga babak perpanjangan waktu selesai kedudukan masih seimbang, maka pemenang pertandingan biasanya diputuskan melalui adu pinalti.

Pada setiap babak dalam permainan sepak bola biasanya terdapat masa tambahan waktu, atau biasa disebut dengan injury time. Injury time ini ditujukan untuk mengganti waktu yang terbuang dalam permainan sepak bola. Lamanya waktu injury time dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor yang menyebabkan dan mempengaruhi lamanya waktu injury time adalah pergantian pemain, pelanggaran yang menyebabkan pemain mengalami cidera, baik ringan maupun berat, pemindahan pemain yang cidera dari dalam lapangan ke pinggir lapangan untuk mendapat perawatan, waktu yang dibuang-buang oleh pemain saat bola tidak dalam permainan (biasanya dilakukan oleh tim yang unggul), dan sebab lain yang mempengaruhi jalannya pertandingan sepak bola. Penentuan lamanya masa perpanjangan waktu ditentukan oleh wasit utama, dan diumumkan ke pemain, official tim, dan penonton oleh inspektur pertandingan

Wasit

Setiap pertandingan olah raga tentunya harus dipimpin oleh wasit. Hal ini untuk memastikan pertandingan berjalan lancer sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selain mengatur dan mengawasi jalannya pertandingan, wasit dalam permainan sepak bola juga memiliki tugas lain yang tidak kalah penting. Untuk memudahkan tugasnya, wasit dibantu oleh dua orang hakim garis dan seorang inspektur pertandingan.

Wasit yang mengatur jalannya pertandingan sepak bola memiliki otoritas penih dalam menegakkan peraturan pertandingan. Wasit utama memiliki tugas untuk memulai dan mengakhiri sebuah permainan sepak bola. selain untuk memastikan jalannya pertandingan sesuai dengan peraturan yang berlaku, wasit utama juga dapat memberikan hukuman pada pemain maupun official yang dianggap melanggar peraturan dalam sepak bola. Wasit utama juga dapat menghentikan pertandingan apabila ada kejadian yang dianggapnya membahayakan baik pemain, official, maupun perangkat pertandingan lain.

Karena tidak mungkin mengawasi jalannya pertandingan seorang diri, di lapangan sepak bola wasit dibantu oleh dua orang hakin garis. Hakim garis ini mempunyai tugas untuk membantu wasit utama dan memberikan masukan atas insiden yang luput dari pengamatan wasit utama. Tugas lainnya adalah menentukan apakah bola masih berada di dalam area permainan atau sudah keluar melewati garis, baik itu garis samping maupun garis gawang, dan tim mana yang mendapatkan kesempatan untuk memasukkan bola kembali ke permainan. Kedua hakim garis menempati posisi diagonal, dan mengawasi satu bagian lapangan dengan batas garis tengah lapangan.

Selain hakim garis, wasit juga dibantu oleh seorang inspektur pertandingan, atau dikenal juga sebagai fourth official. Tugas dari official pertandingan ini mencatat jalannya pertandingan dan mengawasi kejadian di luar lapangan sepak bola yang berkaitan dengan pertandingan yang berjalan. Pergantian pemain yang dilakukan oleh kedua tim juga harus melalui official pertandingan. Selain memberitahukan pergantian pemain dengan mengangkat papan nomor, wasit ke-empat juga harus menunjukkan lamanya tambahan yang diberikan pada setiap babak. Wasit ke-empat juga mengawasi bench kedua tim, dan memberikan informasi kepada wasit utama jika terjadi pelanggaran di bench pemain. Wasit keempat juga memberikan masukan pada wasit utama tentang hal-hal yang berhubungan dengan permainan di lapangan.

Wasit dan oficial yang memimpin dan mengawasi jalannya pertandingan biasanya ditunjuk oleh komite wasit di negara masing-masing, atau oleh komisi wasit badan sepak bola tempat negara tersebut tergabung. Untuk pertandingan berskala internasional, penunjukan wasit yang memimpin pertandingan dilakukan oleh komite wasit dari FIFA. Setiap wasit yang memimpin pertandingan di kancah internasional, baik yang diadakan oleh badan sepak bola regional maupun oleh FIFA harus memiliki lisensi wasit internasional, yang dikeluarkan oleh komite wasit FIFA. Hal ini ditujukan untuk memberikan suguhan pertandingan yang berkualitas bagi para penggila sepak bola di seluruh dunia.


Sumber: www.xriu.com

Jumat, 26 Juni 2009

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

Pengantar :

Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 “ Tes Kesegaran Jasmani Indonesia “ (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen / alat tes yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia karena TKJI disusun dan disesuaikan dengan kondisi anak Indonesia. TKJI dibagi dalam 4 kelompok usia, yaitu : 6-9 tahun, 10-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-19 tahun. Akan tetapi pada handout ini akan dibahas TKJI pada kelompok usia 13-15 tahun dan 16-19 tahun.

Tulisan berikut adalah tulisan adaptasi dari buku Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk kelompok usia 13-15 tahun dan 16-19 tahun yang diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk memahami peraturan dan tata cara TKJI dengan baik dan benar. Semoga bermanfaat.

A. Rangkaian Tes

Tes kesegaran jasmani Indonesia terdiri dari :

1. Untuk putra terdiri dari :

a. lari 50 meter (13-15 tahun) / lari 60 meter (16-19 tahun)

b. gantung angkat tubuh (pull up) selama 60 detik

c. baring duduk (sit up) selama 60 detik

d. loncat tegak (vertical jump)

e. lari 1000 meter (usia 13-15 tahun) / lari 1200 (usia 16-19 tahun)

2. Untuk putri terdiri dari :

a. lari 50 meter (13-15 tahun) / lari 60 meter (16-19 tahun)

b. gantung siku tekuk ( tahan pull up) selama 60 detik

c. baring duduk (sit up) selama 60 detik

d. loncat tegak (vertical jump)

e. lari 800 meter (usia 13-15 tahun) / lari 1000 (usia 16-19 tahun)

B. Kegunaan Tes

Tes kesegaran jasmani Indonesia digunakan untuk mengukur dan menentukan tingkat kesegaran jasmani remaja (sesuai kelompok usia masing-masing).

C. Alat dan Fasilitas

1. Lintasan lari / lapangan yang datar dan tidak licin

2. Stopwatch

3. Bendera start

4. Tiang pancang

5. Nomor dada

6. Palang tunggal untuk gantung siku

7. Papan berskala untuk papan loncat

8. Serbuk kapur

9. Penghapus

10. Formulir tes

11. Peluit

12. Alat tulis dll

D. Ketentuan Tes

TKJI merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan secara berurutan, terus- menerus dan tidak terputus dengan memperhatikan kecepatan perpindahan butir tes ke butir tes berikutnya dalam 3 menit. Perlu dipahami bahwa butir tes dalam TKJI bersifat baku dan tidak boleh dibolak-balik , dengan urutan pelaksanaan tes sebagai berikut :

Pertama : Lari 50 meter (usia 13-15 tahun) / 60 meter (usia 16-19 tahun)

Kedua : - gantung angkat tubuh untuk putra (pull up)

- gantung siku tekuk untuk putri (tahan pull up)

Ketiga : Baring duduk (sit up)

Keempat : Loncat tegak (vertical jump)

Kelima : - Lari 1000 meter (usia 13-15 tahun) / 1200 meter (usia 16-19 tahun)

- Lari 800 meter (usia 13-15 tahun) / 1000 meter (usia 16-19 tahun)

E. Petunjuk Umum

1. Peserta

a. Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes

b. Diharapkan sudah makan maksimal 2 jam sebelum tes

c. Memakai sepatu dan pakaian olahraga

d. Melakukan pemanasan (warming up)

b. Memahami tata cara pelaksanaan tes

c. Jika tidak dapat melaksanakan salah satu / lebih dari tes maka tidak mendapatkan nilai / gagal.

2. Petugas

a. Mengarahkan peserta untuk melakukan pemanasan (warming up)

b. Memberikan nomor dada yang jelas dan mudah dilihat petugas

c. Memberikan pengarahan kepada peserta tentang petunjuk pelaksanaaan tes dan mengijinkan mereka untuk mencoba gerakan-gerakan tersebut.

d. Memperhatikan kecepatan perpindahan pelaksanaan butir tes ke butir tes berikutnya dengan tempo sesingkat mungkin dan tidak menunda waktu

e. Tidak memberikan nilai pada peserta yang tidak dapat melakukan satu butir tes atau lebih

f. Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau per butir tes

F. Petunjuk Pelaksanaan Tes

1. Lari 50 / 60 Meter

a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan

b. Alat dan Fasilitas

1) Lintasan lurus, rata, tidak licin, mempunyai lintasan lanjutan, berjarak 50 / 60 m

2) Bendera start

3) Peluit

4) Tiang pancang

5) Stop watch

6) Serbuk kapur

7) Formulir TKJI

8) Alat tulis

c. Petugas Tes

1) Petugas pemberangkatan

2) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil tes

d. Pelaksanaan

1) Sikap permulaaan

Peserta berdiri dibelakang garis start

2) Gerakan

a) pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari

b) pada aba- aba “YA” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish

3) Lari masih bisa diulang apabila peserta :

a) mencuri start

b) tidak melewati garis finish

c) terganggu oleh pelari lainnya

d) jatuh / terpeleset

4) Pengukuran waktu

Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera start diangkat sampai pelari melintasi garis Finish

5) Pencatat hasil

1) hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 50 / 60 meter dalam satuan detik

2) waktu dicatat satu angka dibelakang koma

2. Tes Gantung Angkat Tubuh untuk Putra, Tes Gantung Siku Tekuk untuk Putri

a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu

b. Alat dan fasilitas

1) lantai rata dan bersih

2) palang tunggal yang dapat diatur ketinggiannya yang disesuaikan dengan ketinggian

3) peserta. Pipa pegangan terbuat dari besi ukuran ¾ inchi

4) stopwatch

5) serbuk kapur atau magnesium karbonat

6) alat tulis

c. Petugas tes

1) pengamat waktu

2) penghitung gerakan merangkap pencatat hasil

d. Pelaksanaan Tes Gantung Angkat Tubuh 60 detik (Untuk Putra)

1) Sikap permulaan

Peserta berdiri di bawah palang tunggal. Kedua tangan berpegangan pada palang tunggai selebar bahu (gambar 3). Pegangan telapak tangan menghadap ke arah letak kepala


2) Gerakan (Untuk Putra)

a. Mengangkat tubuh dengan membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu menyentuhatau berada di atas palang tunggal kemudian kembali ké sikap permulaan. Gerakan ini dihitung satu kali.

b) Selama melakukan gerakan, mulai dan kepala sampai ujung kaki tetáp merupakan satu garis lurus.

c) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang, tanpa istirahat sebanyak mungkin selama 60 detik.

3) Angkatan dianggap gagal dan tidak dihitung apabila:

a. pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan mengayun pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang tunggal

b) pada waktu kembali ke sikap permulaan kedua lengan tidak lurus

e. Pencatatan Hasil

1) yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan dengan sempurna.

2) yang dicatat adaiah jumlah (frekuensi) angkatan yang dapat dilakukan dengan sikap sempurna tanpa istirahat selama 60 detik.

3) Peserta yang tidak mampu melakukan Tes angkatan tubuh ini, walaupun teiah berusaha, diberi nilai nol (0).

f. Pelaksanaan Tes Gantung Siku Tekuk ( Untuk Putri)

Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta.

1) Sikap perrnulaan

Peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap ke arah kepala (Lihat gambar)

2) Gerakan

Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas sampai dengan mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal (Iihat gambar). Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin (dalam hitungan detik)

g. Pencatatan Hasil

Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk mempertahankan sikap tersebut diatas, dalam satuan detik. Peserta yang tidak dapat melakukan sikap diatas maka dinyatakan gagal dan diberikan nilai nol (0).

3. Tes Baring Duduk (Sit Up) Selama 60 detik

a. Tujuan

Mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.

b. Alat dan fasilitas

1) lantai / lapangan yang rata dan bersih

2) stopwatch

3) alat tulis

4) alas / tikar / matras dll

c. Petugas tes

1) pengamat waktu

2) penghitung gerakan merangkap pencatat hasil

d. Pelaksanaan

1) sikap permulaan

a) berbaring telentang di lantai, kedua lutut ditekuk dengan sudut 90˚ dengan kedua jari-jarinya diletakkan di belakang kepala.




b) Peserta lain menekan / memegang kedua pergelangan kaki agar kaki tidak terangkat.

2) Gerakan

a. Gerakan aba-aba “YA” peserta bergerak mengambil sikap duduk sampai kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap awal.

b) Lakukan gerakan ini berulang-ulang tanpa henti selama 60 detik

e. Pencatatan Hasil

1) Gerakan tes tidak dihitung apabila :

- pegangan tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak terjalin lagi

- kedua siku tidak sampai menyentuh paha

- menggunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh

2) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah gerakan tes yang dapat dilakukan dengan

sempurna selama 60 detik

3) Peserta yang tidak mampu melakukan tes ini diberi nilai nol (0)

4. Tes Loncat Tegak (Vertical Jump)

a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak / tenaga eksplosif

b. Alat dan Fasilitas

1) Papan berskala centimeter, warna gelap, ukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding yang rata atau tiang. Jarak antara lantai dengan angka nol (0) pada papan tes adalah 150 cm.

2) Serbuk kapur

3) Alat penghapus papan tulis

4) Alat tulis

c. Petugas Tes

Pengamat dan pencatat hasil

d. Pelaksanaan Tes

1) Sikap permulaan

a. Terlebih dulu ujung jari peserta diolesi dengan serbuk kapur / magnesium karbonat

b. Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada pada sisi kanan / kiri badan peserta. Angkat tangan yang dekat dinding lurus ke atas, telapak tangan ditempelkan pada papan skala hingga meninggalkan bekas jari.

2) Gerakan

a. Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayun ke belakang. Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas

b. Lakukan tes ini sebanyak tiga (3) kali tanpa istirahat atau boleh diselingi peserta lain

e. Pencatatan Hasil

1) Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak

2) Ketiga selisih hasil tes dicatat

3) Masukkan hasil selisih yang paling besar

5. Tes Lari 1000 meter (13-15 Tahun) / 1200 meter (16-19 Tahun) Untuk Putra dan Tes Lari 800 meter (13-15 Tahun) / 1000 meter (16-19 Tahun) Untuk Putri

a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung paru, peredaran darah dan pernafasan

b. Alat dan Fasilitas

1) Lintasan lari

2) Stopwatch

3) Bendera start

4) Peluit

5) Tiang pancang

6) Alat tulis

c. Petugas Tes

1) Petugas pemberangkatan

2) Pengukur waktu

3) Pencatat hasil

4) Pengawas dan pembantu umum

d. Pelaksanaan Tes

1) Sikap permulaan

Peserta berdiri di belakang garis start

2) Gerakan

a) Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap berdiri, siap untuk lari

b) Pada aba-aba “YA” peserta lari semaksimal mungkin menuju garis finish

e. Pencatatan Hasil

1) Pengambilan waktu dilakukan mulai saat bendera start diangkat sampai peserta tepat Melintasi garis finish

2) Hasil dicatat dalam satuan menit dan detik.

Contoh : 3 menit 12 detik maka ditulis 3’ 12”

G. Tabel Nilai TKJI

Tabel Nilai TKJI

(Untuk Putra Usia 13 -15 Tahun)

Nilai

Lari

50 meter

Gantung angkat tubuh

Baring duduk

Loncat tegak

Lari

1000 meter

Nilai

5

S.d – 6,7”

16 - Keatas

38 - Keatas

66 Keatas

s.d – 3’04”

5

4

6.8” – 7,6”

11 – 15

28 – 37

53 – 65

3’05” – 3’53”

4

3

7,7” – 8,7”

6 – 10

19 – 27

42 – 52

3’54” – 4’46”

3

2

8,8” – 10,3”

2 – 5

8 – 18

31 – 41

4’47” – 6’04”

2

1

10,4”- dst

0 – 1

0 – 7

0 - 30

6’05” - dst

1

Tabel Nilai TKJI

(Untuk Putra Usia 16-19 Tahun)

Nilai

Lari

60 meter

Gantung angkat tubuh

Baring duduk

Loncat tegak

Lari

1200 meter

Nilai

5

S.d – 7,2”

19 - Keatas

41 - Keatas

73 Keatas

s.d – 3’14”

5

4

7.3” – 8,3”

14 – 18

30 – 40

60 – 72

3’15” – 4’25”

4

3

8,4” – 9,6”

9 – 13

21 – 29

50 – 59

4’26” – 5’12”

3

2

9,7” – 11,0”

5 – 8

10 – 20

39 – 49

5’13” – 6’33”

2

1

11,1” dst

0 - 4

0 – 9

38 dst

6’34” dst

1

Tabel Nilai TKJI

(Untuk Putri Usia 13 -15 Tahun)

Nilai

Lari

50 meter

Gantung Siku Tekuk

Baring duduk

Loncat tegak

Lari

800 meter

Nilai

5

S.d – 7.7”

41” - Keatas

28 - Keatas

50 Keatas

s.d – 3’06”

5

4

7.8” – 8,7”

22” – 40”

19 – 27

39 – 49

3’07” – 3’55”

4

3

8,8” – 9,9”

10” – 21”

9 – 18

30 – 38

3’56” – 4’58”

3

2

10,0” – 11,9”

3” – 9”

3 – 8

21 – 29

4’59” – 6’40”

2

1

12,0”- dst

0” – 2”

0 – 2

0 - 20

6’41” - dst

1

Tabel Nilai TKJI

(Untuk Putri Usia 16-19 Tahun)

Nilai

Lari

60 meter

Gantung Siku Tekuk

Baring duduk

Loncat tegak

Lari

1000 meter

Nilai

5

S.d – 8,4”

41” - keatas

28 Keatas

50 Keatas

S.d – 3’52”

5

4

8,5” – 9,8”

22” – 40”

20 – 28

39 – 49

3’53” – 4’56”

4

3

9,9” – 11.4”

10” – 21”

10 – 19

31 – 38

4’57” – 5’58”

3

2

11,5” – 13,4”

3” – 9”

3 – 9

23 – 30

5’59” – 7’23”

2

1

13,5” dst

0” – 2”

0 – 2

22 dst

7’24” dst

1

H. Norma TKJI

Hasil setiap butir tes yang telah dicapai oleh peserta dapat disebut sebagai hasil kasar. Mengapa disebut hasil kasar ? Hal ini disebabkan satuan ukuran yang digunakan untuk masing-masing butir tes berbeda, yang meliputi satuan waktu, ulangan gerak, dan ukuran tinggi.

Untuk mendapatkan hasil akhir, maka perlu diganti dalam satuan yang sama yaitu NILAI. Setelah hasil kasar setiap tes diubah menjadi satuan nilai, maka dilanjutkan dengan menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir TKJI. Hasil penjumlahan tersebut digunakan untuk dasar penentuan klasifikasi kesegaran jasmani remaja.

NORMA TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA

(Untuk Putera dan puteri)

No

Jumlah nilai

Klasifikasi Kesegaran Jasmani

1.

22 – 25

Baik sekali ( BS )

2.

18 – 21

Baik ( B )

3.

14 – 17

Sedang ( S )

4.

10 – 13

Kurang ( K )

5.

5 – 9

Kurang sekali ( KS )

I. Formulir TKJI

FORMULIR TKJI

Nama :…………………………………............................

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *

No Dada :……………………………………………………

Usia :………………Tahun

Nama Sekolah :……………………………………………………

No

Jenis Tes

Hasil

Nilai

Keterangan

1

2

3

4

5

Lari 50 / 60 meter *

Gantung :

a) Siku tekuk

b) Angkat Tubuh

Baring Duduk 60 detik

Loncat Tegak

- Tinggi raihan : ……….cm

- Loncatan I : ………….cm

- Loncatan II : …………cm

- Loncatan III : ……… cm

Lari 800/ 1000 / 1200 meter *

……….detik

……….detik

………....kali

…………kali

……….....cm

……....menit

……….detik

….

….

….

….

….

….

…………………………

…...…………………….

........................................

…………………………

……………………….

………………………….

6

Jumlah Nilai ( tes 1 + tes 2 + tes 3 + tes 4 + tes 5 )

7

Klasifikasi Tingkat Kesegaran Jasmani

* coret yang tidak perlu

Petugas Tes,

………………………..

Sumber Referensi:

Kunjung Ashadi. 2008. Handout Mata Kuliah Tes dan Pengukuran. Surabaya: www.kunjunghadi.wordpress.com. Diakses pada Selasa 2 Juni 2009, 16.45 WIB